Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbeda dengan hewan. Pada hewan, pertumbuhan dan perkembangan terjadi di seluruh bagian tubuh, sedangkan pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan hanya pada bagian tertentu saja.
Pertumbuhan pada tanaman merupakan proses bertambahnya ukuran dari kecil hingga sampai dewasa yang sifatnya kuantitatif, artinya dapat kita ukur yang dapat dinyatakan dengan suatu bilangan, misalnya pada tanaman cabai umur 1 minggu tingginya 5 cm, setelah tumbuh berumur 2 minggu tingginya menjadi 10 cm, setelah mencapai umur 3 minggu tingginya menjadi 15 cm, dan seterusnya. Selain tumbuh, tanaman cabai juga mengalami perkembangan yang ditandai dengan tanaman menjadi dewasa yaitu dapat menghasilkan biji kembali.
Adapun perkembangan merupakan suatu proses untuk menuju/mencapai kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan, misalnya sudah seberapa dewasakah suatu makhluk hidup itu? Hal tersebut tidak bisa diukur atau dinyatakan dengan suatu bilangan. Pada perkembangan tumbuhan ini mengalami peristiwa diferensiasi yang menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin kompleks.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya ditandai dengan bertambahnya ukuran atau volume pada tubuhnya dan terbentuknya spora. Pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan bersel banyak seperti tumbuhan berbiji, misalnya tanaman cabai selain bertambah ukurannya juga ditandai dengan terbentuknya bunga yang mempunyai alat kelamin betina atau putik (pistillum) dan alat kelamin jantan atau benang sari (stamen).
1.      Perkembangbiakan Tumbuhan Rendah
Tumbuhan rendah adalah sekelompok tumbuhan yang mencakup bakteri, ragi, jamur, ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Tumbuhan rendah ada yang melakukan perkembangbiakan vegetative dan generative 


  1. Perkembangan Vegetative Tumbuhan Rendah
  2. Perkemabangbiakan vegetative tumbuhan rendah dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya membelah diri, bertunas dan dengan spora
  3. §  Membelah diri
  4. Cara perkembangbiakan membelah diri dilakukan oleh tumbuhan bersel satu, bakteri, dan beberapa jenis ganggang
  5. §  Membentuk tunas
  6. Cara perkembangbiakan dengan bertunas ini dapat kita jumpai pada ragi dan lumut hati. Ragi yang sering kita gunakan dalam pembuatan tape adalah Saccaromyces cerevisiae. Beberapa jenis ragi berkembang biak dengan cara membelah diri, tetapi kebanyakan berkembangbiak dengan cara bertunas.
  7. Mula-mula sel ragi yang telah matang membentuk tonjolan pada dinding tubuhnya, disertai dengan proses mitosis yang akan membentuk dua buah inti sel. Pada saat tunas telah terbentuk, satu buah inti sel sebagai hasil pembelahan mitosis bergerak memasuki tunas tersebut. Akhirnya tunas akan memisahkan diri dari induknya dan terbentuklah individu baru yang mandiri
  8. §  Membentuk spora
  9. Spora merupakan salah satu alat perkembangbiakan yang dihasilkan oleh beberapa jenis tumbuhan rendah, seperti jamur, ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Beberapa jenis bakteri dapat membentuk spora, tetapi spora pada bakteri-bakteri lebih bersifat untuk mempertahankan diri dari lingkungannya yang kurang menguntungkan daripada untuk perkembangbiakan.
  1. Perkembangan Generatif Tumbuhan Rendah
  2. Perkembangbiakan generative pada tumbuhan rendah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tiga cara perkembangbiakan generative tumbuhan rendah adalah:
  3.  Isogami
  4. Isogami adalah proses perkawinan mahkluk hidup dengan cara penyatuan antara dua buah gamet (sel kelamin) yang bentuk dan strukturnya sama. Clamydomonas merupakan salah satu jenis ganggang yang melakukan perkembangbiakan dengan cara isogami
  5. Anisogami
  6. Anisogami adalah proses perkambangbiakan mahkluk hidup dengan cara penyatuan dua buah gamet yang berbeda struktur, bentuk maupun ukurannya. Gamet jantan disebut sperma sedangkan gamet betina disebut ovum. Pada tumbuhan rendah anisogami antara lain terjadi pada sejenis ganggang yaitu Oedogonium  dan Fucus sp.
  7.  Konjugasi
  8. Konjugasi adalah proses perkembangbiakan mahkluk hidup melalui perkawinan antara dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Contoh yang paling umum pada tumbuhan adalah ganggang Spirogyra sp. 
2.      Perkembangbiakan Tumbuhan Tinggi
Tumbuhan tinggi adalah sekelompok tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, serta umumnya berkembangbiak dengan biji, karena itu tumbuhan tinggi sering disebut tumbuhan berbiji. Seperti halnya tumbuhan rendah, tumbuhan tinggi pun dapat berkembangbiak dengan cara vegetative dan atau generative
  Perkembangbiakan Vegetative Tumbuhan Tinggi
Perkembangbiakan vegetative pada tumbuhan tinggi dapat terjadi secara alami maupun buatan

a.       Perkembangbiakan Vegetative Alami Pada Tumbuhan Tinggi
  • Akar tinggal (rhizome)
Rhizome adalah batang yang tumbuh menjalar dalam tanah. Pada setiap rhizome tanamantersbut tumbuh tunas baru yang kemudian akan menjadi tanaman baru. Contohnya sansieviera, kunyit dan temulawak
  • Umbi lapis
Umbi lapis merupakan bagian tanaman yang tumbuh membengkak didalamtanah karena menyimpan cadangan makanan. Tunas kaan tumbuh pada bagian batang yang biasa disebut suing. Contohny abawang Bombay, bawang daun dan tumbuhan lain yang termasuk bawang-bawangan

  • Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang membengkak didalam tanah dan berisi cadangan makanan. Pada bekas ruas-ruas batang terdapat lekukan yang berisi mata tunas. Contohnyakentang dan ubi jalar

  • Geragih
Geragih yaitu batang yang umumnya menjalar dipermukaan tanah, meskipun ada pula yang menjalar didalam tanah. Contoh yang umum kita jumpai adalah pegagan (antanan), arbei, dan rumput teki

  • Tunas
Tunas adalah calon tumbuhan baru yang tumbuh dari bagian batang yang  memiliki bakal tunas. Contohnya pakis haji, bamboo, tebu, dan tanaman pisang.

  • Tunas adventif
Tunas adventif disebut juga tunas liar kerna tunas ini tumbuh bukan pada bagian batang. Contohnya cocor bebek, cemara, kersen, sukun dan kesemek.

b.      Perkembangbiakan Vegetative Buatan Pada Tumbuhan Tinggi
Perkembangbiakan aseksual pada tumbuhan tinggi yang sengaja dilakukan oleh manusia dengan tujuan untuk kesejahteraan manusia. Contohnya dengan cara menyetek, mencangkok, menyambung, merunduk, dan kultur jaringan.

   Perkembangbiakan Generatif Tumbuhan Tinggi
Tumbuhan tinggi atau tumbuhan berbiji dikelompokan menjadi 2 golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gimnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)

a.       Perkembangbiakan generative pada gymnospermae
Alat kelamin jantan dan betina pada gymnospermae umumnya terpisah. Contohnya pada tumbuhan pinus, sel telur dibentuk pada Conus jantan yang ukurannya lebih kecil dibandingkan conus betina. Fertilisasi terjadi jika inti dari serbuk sari bersatu dengan sel telur dan membentuk zigot. Zigot selanjutnya membentuk embrio yang terdapat dalam biji. Pembuahan pada Gimnospermae disebut pembuahan tunggal kerna satu inti spermae membuahi satu sel telur. Pada conus jantan dibentuk sperma yang terdapat pada serbuk sari sedangkan pada conus betina dibentuk telur didalam ovulum. Serbuk sari yang telah matang akan disebarkan dengan perantara angin menuju conus betina. Sel sperma  dalam serbuk sari akan berfusi denga sel telur yang ada didalam ovulum membentuk zigot yang terdapat dalam biji. Setelah biji mencapai tanah yang subur, maka biji akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.

b.      Perkembangbiakan generatif pada Angiospermae
Alat perkembangbiakan pada Angiospermae berupa bunga yang terdiri atas benang sari sebagai alat perkembangbiakan jantan dan putik sebagai alat perkembangbiakan betina.
Pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda, karena inti sperma tidak hanya satu melainkan ada dua buah. Inti yang satu membuahi inti sel telur sedangkan yang lainnya membuahi 2 buah inti kandung lembaga sekunder (inti polar) membentuk jaringan endosperma yang triploid dan berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio.

C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Tumbuhan

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibedakan menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor external. Berikut penjelasannya:

1.      Faktor Internal
Factor internal adalah segala pengaruh/factor yang berasal dari tanaman itu sendiri yaitu meliputi gen dan hormon.
a.       Gen
Gen merupakan dasar faktor internal yang paling tidak bisa ditawar karene  setiap mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang berbeda satu sama lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau seuntaian DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya. Tentu saja dalam DNA ini telah disandi sebagaimana rupa yang menentukan bentuk dan pewarisan sifa dari induknya. Hal ini disebabkan karena gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Proses kimia dalam sel ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh tumbuhan.

b.      Hormon
Hormon adalah senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respons fisiologi pada tumbuhan. Dalam pertumbuhan ini peran hormon ini sangatlah penting. Hormon tumbuhan bermacam-macam, tetapi ada lima hormon tumbuhan yang sangat penting, yaitu :

§  Auksin
Auksin adalah hormon yang berasal dari titik tumbuh tumbuhan, seperti ujung tunas, kambium, bunga, buah, dan ujung akar. Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena sativa). Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang menghambat pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang terkena cahaya.
Berikut ini beberapa fungsi auksin yaitu :
ü  Merangsang perpanjangan sel.
ü  Merangsang pembentukan bunga dan buah.
ü  Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
ü  Mempengaruhi pembengkokan batang.
ü  Merangsang pembentukan akar lateral.
ü  Merangsang terjadinya proses diferensiasi

§  Giberelin
Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat seperti auksin. Giberelin terdapat di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberilin di temukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Giberilin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur Gibberella fujikkuroi. Tanaman padi yang terserang oleh jamur tersebut mengalami pertumbuhan yang abnormal.
Fungsi giberellin, yaitu:
ü  Merangsang pembelahan sel kambium.
ü  Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
ü  Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
ü  Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. (Dwidjoseputro, 1992: 197)
§  Asam Traumalin
Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat). Pertama kali dipelajari oleh Haberland. Pada percobaan yang dia lakukan, jaringan tanaman dilukai kemudian di cuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka tersebut yang dibiarkan akan terbentuk jaringa baru di dekat luka tersebut. Asam traumalin ini Mampu memperbaiki kerusakan atau regenerasi sel pada luka yang terjadi pada tubuh tumbuhan baik pada daun, batang ataupun akar.
§  Kalin
Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:
ü  Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
ü  Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
ü  Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.

§  Sitonikin
Pertama kali ditemukan pada tembakau, hormone ini merangsang pembelahan sel.

§  Gas Etilen
Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilendisintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selainetilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. Oleh karena itu buah yang tua sering diletakkan ditempat tertutup (diperam) agar cepat masak.
Etilen merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawaini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang penuaan.Tanaman sering meningkatkan produksi etilen sebagai respon terhadap stress dansebelum mati. Konsentrasi etilen fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapanwaktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkanbatang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasiakar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah

2.      Factor Eksternal
Faktor eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi/faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Ada beberapa faktor ekstrenal yang mempengaruhi pertumbuhand an perkembangan tumbuhan yaitu air, cahaya, kelembapan, makanan(nutrisi), suhu. Berikut penjelasannya:

·         Makanan
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen sel. Tidak hanya karbondioksida dan air saja yang dibutuhkan tumbuhan untuk bisa tumbuh dengan baik tetapi juga beberapa unsur unsur minerel. Adapun menurut jumlah yang di butuhkan oleh tubuh, unsur mineral ini dibedakan menjadi 2:
-          Makroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak. Makroelemen ini  meliputi oksigen, carbon, hidrogen, sulfur, nitrogen, fosfor, kallium, kalsium dan magnesium
-          Mikroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalm jumlah sedikit. Mikroelemen ini meliputi besi, klorin, tembaga, seng, molibddenum, boron dan nikel. Mikro elemen ini betfungsi sebagai kofaktor yaitu reaksi enzimatik dalam tumbuhan.
Jika kekurangan nutrisi maka tumbuhan tersebuat akan mengalami difisiensi. Difisiensi ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu

·         Air
Tanpa air, tumbuhan tidaklah dapat tumbuh. Air termasuk senyawa yang dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi anatara lain sebagai fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzim ezimatik, menjaga kelembapan dan membengtu perkecambahan pada biji.

·         Suhu
 Pada umumnya,tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh. Suhu  dimana tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan maksimal disebut dengan suhu optimum. Suhu paling rendah yang masih memungkinkan suatu tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum sedangkan suhu tertinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu maximum.

·         Kelembapan
Pengeruh kelembapan udara berbeda terhadap berbagai tumbuhan. Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik bagi pertumbuhan tumbuhan.

·         Cahaya  

Pada umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi tanaman karena dapat menguraikan auksin. Tetapi, cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu. Adapun tumbuhan yang dapat berbunga pada hari pendek (lamanya penyinaran matahari lebih pendek ketimbang waktu gelapnya malam). Ada pula tumbuhan yang berbunga pada hari panjang(lamnya penyinaran matahari lebih lama ketimbang waktu gelapnya).
Mengapa hal itu dapat terjadi karena pada tumbuhan terdapat hormon fitokrom yang mengatur pengaruh cahaya ini dalam pertumbuhan dan perkembangan pembungaan tanaman.